Perbedaan Antara Kontraktor dan Pemborong

Mungkin banyak diantara Anda yang menyamakan antara kontraktor jasa renovasi surabaya dan juga pemborong. Padahal jelas-jelas keduanya berbeda, berikut ini diantara perbedaannya yang patut Anda ketahui, yaitu:

1. Sistem pembayaran

Mungkin banyak diantara Anda yang merasa bahwa harga borongan bangun rumah dari pemborong jauh lebih murah dibandingkan dengan dari kontraktor. Namun perbedaan yang paling jelas adalah sistem pembayarannya.

Dimana untuk kontraktor pembayaran akan dibagi dalam 4 tahap. Hal ini disesuaikan dengan progress dari pembangunan tersebut.

Mulai dari DP, ketika sudah setengah jalan, hampir jadi dan ketika bangunan sudah benar-benar jadi. Sedangkan untuk pemborong sendiri maka ada 2 jenis sistem pembayarannya. Yaitu memborong mulai dari bahan sampai jasa, atau hanya jasa, sedangkan bahan disediakan oleh klient.

2. Legalitas atau izin

Bukan sebuah rahasia lagi jika seandainya kontraktor ini merupakan sebuah badan usaha yang telah memiliki izin resmi atau sertifikasi. Berbeda halnya dengan pemborong yang masih belum memiliki izin usaha, namun bukan berarti mereka ilegal.

3. Perjanjian secara tertulis

Hal yang paling jelas terlihat perbedaannya antara kontraktor dengan pemborong adalah dimana kontraktor ini memiliki sebuah rencana anggaran biaya dan semuanya tertulis.

Ada kontrak perjanjian antara klient dengan kontraktor tersebut, guna menjelaskan mengenai detail pekerjaan yang dilakukan sehingga lebih jelas dan tepat waktu. Berbeda dengan pemborong yang tidak memiliki kesepakatan hitam di atas putih. Umumnya perjanjian hanya dibuat secara lisan.

4. Proyek yang dijalankan

Umumnya untuk proyek berskala besar memang mengandalkan jasa seorang kontraktor. Apalagi memang nilai atau anggaran yang harus dikeluarkan begitu besar, sehingga tidak menghendaki terjadinya kesalahan sekecil apapun.

Misalnya adalah pembangunan real estate, perkantoran, pusat perbelanjaan dan sejenisnya. Sedangkan jasa pemborong ini sendiri lebih banyak dipakai untuk proyek-proyek kecil.

Misalnya adalah untuk renovasi atau pembuatan rumah yang budgetnya terbatas. Karena memang dari segi biaya lebih murah dibandingkan dengan kontraktor.

5. Resiko jika terjadi masalah

Karena kontraktor ini bekerja berdasarkan surat kesepakatan bersama, maka jika seandainya terjadi masalah bisa dituntut secara hukum. Maka hal tersebut dapat meminimalisir resiko yang terjadi.

Namun tidak dengan pemborong, jika seandainya terjadi masalah seperti tindak kecurangan atau penipuan, maka akan sulit membawanya ke ranah hukum. Karena memang tidak ada surat perjanjian bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *