Subsidi Solar Untuk Nelayan Harus Sesuai Dengan Sasaran

Jakarta, Kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi model solar untuk nelayan dirasakan kurang.

Hal ini mendorong asosiasi-asosiasi nelayan untuk mendesak pemerintah meningkatkan kuota BBM solar bersubsidi serta meningkatkan kuantitas Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) untuk menyalurkan BBM bersubsidi tersebut.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pertamina, BPH Migas dan asosiasi nelayan (HNSI) melakukan pembahasan kasus kuota BBM bersubsidi dan SPDN di dalam rapat koordinasi di Jakarta, 08 Maret 2019.

Pemerintah melacak solusi untuk merampungkan Masalah kuota BBM bersubsidi untuk nelayan yang sampai pas ini belum mendapatkan titik temu.

Perbedaan knowledge antara Badan Pusat Statistik (BPS), KKP dan HNSI menjadi salah satu penyebab tidak akuratnya kuantitas kuota bbm solar bersubsidi.

Dalam knowledge yang dimiliki HNSI Provinsi DKI Jakarta, kuota BBM solar bersubsidi untuk kapal ikan dengan bobot kurang dari 30 GT dengan menggunkan flow meter solar cuma mampu digunakan untuk melaut maksimal selama 17 hari. Jadi di dalam satu bulan,hanya lebih kurang 17 hari kapal mampu melaut, 13 hari lainnya kapal ikan cuma bersandar di pelabuhan, tidak operasional.


Asisten Deputi Bidang Energi, Sumber Daya Mineral dan Non Konvensional Amalyos memimpin rapat pembahasan meyakinkan bahwa knowledge yang pas terlampau penting untuk mempercepat penentuan kepastian kuota BBM solar bersubsidi.

“Untuk mengawal percepatan penentuan angka kuota solar bersubsidi serta kepastian alokasi tambahan, Kemenko Kemaritiman akan memfasilitasi pembentukan tim kerja (task force) dan langsung melakukan rapat lanjutan dengan KKP, BPS, BPH Migas dan pihak-pihak terkait lainnya. Prinsipnya, solar bersubsidi ini wajib pas sasaran, untuk itu dibutuhkan pertolongan knowledge akurat dari Dinas Kelautan Perikanan, HNSI, serta badan atau dinas terkait lainnya”.

Konverter Kit

Pada segi lain, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman berkoordinasi dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KemenESDM) di dalam penyaluran paket konverter kit untuk nelayan.

Paket ini bermanfaat untuk mengkonversikan proses mesin bahan bakar bensin menjadi bahan bakar LPG. Bahkan pas ini converter kit terus berinovasi agar mampu digunakan pada mesin kapal berbahan bakar solar.

“Selain rancangan peningkatan kuantitas kuota BBM Solar bersubsidi dan meningkatkan kuantitas SPDN, pemerintah juga sudah buat persiapan solusi alternatif untuk nelayan kecil.

” Tutur Asdep Amalyos. Salah satunya dengan menyalurkan paket-paket konverter kit. Kementerian ESDM pada tahun 2018, sudah membagikan 40.000 paket konverter kit untuk nelayan. 40.000 paket konverter kit dibagikan untuk nelayan dengan kapal 5 GT bermesin BBM bensin dengan kekuatan maksimal 20 HP.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *