Banyuwangi, yang terdapat di ujung timur pulau Jawa mempunyai ragam destinasi menarik. Berikut pengalaman mengeksplorasi keindahannya.Banyuwangi mempunyai banyak destinasi wisata yang sudah tidak asing ditelinga wisatawan, sebut saja Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Alas Purwo, Pantai Pulau Merah, Pantai Plengkung, Pantai G-Land dan masih banyak lagi.
Karena rasa tertarik yang teramat besar bercampur dengan rasa penasaran yang sudah tak terbendung lagi, aku mengajak kelima kawan yang juga mempunyai ketertarikan sama untuk menuju Banyuwangi.
Kami ingin lihat sendiri keindahan Banyuwangi.Pada perjalanan ini kami mengusung konsep backpacker. Persiapan sudah kami melakukan 1 bulan sebelum hari keberangkatan.
Kami pakai untuk menabung dan menyebabkan konsep perjalanan sedetail mungkin, terasa dari destinasi yang dapat dikunjungi, jarak masing-masing destinasi, estimasi biaya, penginapan, rute tiap destinasi, sampai transportasi dari-ke Banyuwangi.Untuk urusan belanja tiket perjalanan pulang-pergi segera aku serahkan pada ahlinya.
Dengan terhubung website/aplikasinya semua masalah perihal perjalananmu terpecahkan. Cari tiket pesawat, kereta api, hotel, sewa mobil, atau entertainment? Semua tersedia di tiket.com.Perjalanan kali ini, aku dan teman-teman menaiki KA Sri Tanjung dari Yogyakarta dengan target akhir Stasiun Ketapang Banyuwangi. KA Sri Tanjung jadi pilihan dengan sejumlah alasan.
Selain murah, kereta ini juga hanya satu yang mempunyai target akhir segera menuju Banyuwangi, dengan waktu tempuh kurang-lebih 13 jam.Sesampainya di stasiun akhir Kami segera mencari penginapan yang sebelumnya juga sudah Kami pesan melalui tiket.com untuk bergegas istirahat dengan paket wisata banyuwangi 3d2n.
Soalnya, keesokan harinya kami dapat mengawali perjalanan pukul 04.00 pagi.Perjalanan mengeksplorasi Banywangi kami terasa dengan berkunjung ke Pantai Watu Dodol yang terdapat di Kalipuro, atau berada lebih kurang 5 km di utara pelabuhan Ketapang, tepatnya berada di tepi jalan Banyuwangi-Situbondo.
Akses menuju lokasinya cukup ringan gara-gara letaknya di tepi jalan penghubung antarkabupaten.Salah satu sebutan Banyuwangi yang cukup populer sendiri adalah The Sunrise of Java. Kenapa? Karena Banyuwangi adalah Kabupaten yang letaknya di ujung timur pulau Jawa. Banyuwangi adalah area pertama yang lihat dan terkena sinar matahari terbit di pulau Jawa.
Momen The Sunrise of Java ini bisa dinikmati sepanjang pantai di sisi timur dari Banyuwangi, tidak benar satunya adalah pantai Watu Dodol.Berangkat saat hari masih gelap agar tak melepaskan momen matahari terbit yang hanya terjadi 1 kali dalam satu hari, anjuran paling ringan saat mencari pantai Watu Dodol di sepanjang jalan Banyuwangi-Situbondo adalah terdapatnya batu besar yang terdapat di sedang jalan yang menengahi lajur kiri-kanan.
Selain itu tersedia patung penari Gandrung yang cukup besar membelakangi bibir pantai.Ketika sudah menemui dua anjuran ini, menandakan sudah sampai di Pantai Watu Dodol. Tepat di sebelah timur bibir pantai Watu Dodol, membentang lautan luas. Di belakangnya keluar pula pulau Dewata.Sampai di lokasi pantai Watu Dodol pukul 5 pagi, kami hanya butuh 30 menit menanti sang surya menampakkan wujudnya menyinari ujung timur pulau Jawa. Cahaya menyilaukan yang dipancarkan sang Surya meraba kulit kami dan memberi tambahan stimulus membara untuk merintis hari.
Seketika langit dan laut berwarna oranye kekuningan gara-gara pantulan sinar matahari. Tak ingin kehilangan momen yang singkat ini, kami bergegas menyita kamera dan mengabadikan indahnya The Sunrise of Java yang sungguh memesona.Usai senang mengabadikan momen indahnya matahari terbit, kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Bangsring yang terdapat di Dusun Krajan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.
Lokasinya hanya lebih kurang 20 menit berkendara ke arah utara dari Pantai Watu Dodol.Kami tiba di pantai Bangsring jam 7 pagi. Agenda di pantai Bangsring adalah snorkeling lihat indahnya terumbu karang sekaligus berenang dengan ratusan ikan.
Keunikan dari pantai Bangsring adalah terdapatnya tempat tinggal apung yang terdapat lebih kurang 50 meter dari bibir pantai. Rumah apung berukuran 7m x 27m ini jadi lokasi pengunjung saat ingin melakukan kesibukan snorkeling. Di area tempat tinggal apung ini juga terkandung dua keranda yang difungsikan sebagai penangkaran hiu.
Keunikan pantai Bangsring tak habis di situ saja, gara-gara dari tempat tinggal apung kami bisa lihat bibir pantai Bangsring yang amat rupawan, disempurnakan dengan kegagahan Gunung Ijen jauh di belakangnya meskipun senantiasa terasa dekat. Keindahan dalam air pantai Bangsring pun sudah tidak kudu dipertanyakan lagi.
Ratusan ikan bermacam spesies dan bermacam jenis terumbu karang dapat memanjakan panca indera pengunjung. Ombak yang relatif kecil di pantai Bangsring ikut menyebabkan kesibukan snorkeling jadi lebih ringan dilakukan, juga untuk orang awam layaknya kami sekalipun.
Setelah 90 menit senang nikmati keindahan bawah air Pantai Bangsring, kami menuju Taman Nasional Baluran yang populer dengan sebutan Little Africa in Java. TN Baluran adalah kawasan pelestarian alam seluas 25.000Ha yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan proses zonasi yang dimanfaatkan untuk target penelitian, pengetahuan pengetahuan, pendidikan, mendukung budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Secara geografis, Taman Nasional Baluran terdapat di lokasi Banyuputih, Situbondo, dan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Pintu/loket masuk TN Baluran berada di lokasi Kabupaten Situbondo dan sebagian zona di dalamnya tersedia yang ikut Kabupaten Situbondo dan sebagian lagi masuk Kabupaten Banyuwangi.
Taman nasional ini terdiri dari jenis vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa, dan hutan yang senantiasa hijau sepanjang tahun.TN baluran mempunyai sebagian zona yang populer di kalangan pengunjung. Tentu saja Gunung Baluran itu sendiri keluar dari bermacam sisi. Selain itu tersedia rimba Evergreen, Savana Bekol, Tengkorak Banteng, Pantai Bama, Kramat Kajang, Goa Jepang, Teluk Air Tawar, dan masih banyak lainnya. Kala itu kami singgah di Savana Bekol dan Pantai Bama.
Salah satu alasan kenapa TN Baluran disebut Little Africa in Java adalah gara-gara kemegahan savana Bekol yang luasnya raih 10.000Ha atau 40% dari luas keseluruhan TN Baluran. Savana Bekol adalah savana terluas yang dimiliki Pulau Jawa agar tidak tidak benar jika sebutan Little Africa in Java menempel pada TN Baluran.
Ketika singgah ke TN Baluran, kami dapat menemui bermacam satwa, layaknya monyet ekor panjang, Banteng, Rusa, Merak, aneka burung dengan bermacam jenis, dan masih banyak satwa lainnya.Puas mengeksplorasi bagian utara Banyuwangi pada hari pertama, kami lantas memacu kendaraan sejauh 85 km ke arah barat energi menuju Gunung Raung yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga para pendaki. Gunung ini mempunyai jalan pendakian yang menantang.Namun, kami tidak dapat mendaki.
Kami hanya berada di kaki gunung saja demi nikmati keindahan air terjun Telunjuk Dewa Raung yang terdapat di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Tidak hanya air terjun Telunjuk Dewa Raung, Kecamatan Songgon juga mempunyai banyak sekali potensi air terjun yang masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, layaknya air terjun Linder, Pertemon, Giri Asih, Selendang Arum, dan air terjun Glugo.Air terjun Telunjuk Dewa Raung berada di sedang rimbunnya belantara. Untuk raih lokasi ini kami kudu trekking lebih-lebih dahulu lebih kurang 20 menit menuruni bukit dan melalui aliran sungai.
Air terjun Telunjuk Dewa Raung mempunyai ketinggian lebih kurang 20 meter dengan volume air amat deras. Air yang jatuh mengeluarkan suara gemuruh dan cipratan airnya terbawa angin sampai puluhan meter.
Bentuk air yang jatuh menyerupai jari telunjuk yang sedang menunjuk ke atas. Itu membuatnya dinamai air terjun Telunjuk Dewa Raung, gara-gara sesungguhnya letaknya berada di kaki gunung Raung.Selain air terjun utama, di area air terjun Telunjuk Dewa Raung juga terkandung grojogan setinggi 1,5 meter dengan kolam besar pas di depannya. Area ini biasa digunakan untuk bermain air oleh pengunjung.
Air terjun Telunjuk Dewa Raung mempunyai segudang cerita. Salah seorang warga yang tidak sengaja kami temui di lokasi air terjun bercerita banyak perihal legenda dari air terjun Telunjuk Dewa Raung. Kami senang gara-gara perjalanan ini tidak hanya perihal nikmati keindahan alam saja, namun tersedia pengetahuan lebih dan pengalaman baru yang kami bisa dari orang-orang di lebih kurang lokasi wisata.
Area selatan Banyuwangi jadi target di hari terakhir kami dalam mengeksplorasi keindahan Banyuwangi. Kami menuju pantai Pulau Merah dan Teluk Hijau/Green bay yang berada dalam area TN Meru Betiri.Pantai Pulau Merah terdapat di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggrahan, Kabupaten Banyuwangi.
Lokasinya berada di ujung selatan Kabupaten Banyuwangi, atau lebih kurang 70 km dari pusat kota Banyuwangi. Yang membedakan pantai Pulau Merah dengan kebanyakan pantai lain adalah terdapatnya bukit kecil yang terdapat sebagian meter dari bibir pantai.Bukit yang jadi ikon dari pantai Pulau Merah ini bisa kami datangi saat air laut sedang surut. Daya tarik pantai Pulau Merah adalah ombak yang bergulung-gulung dan garis pantai yang cukup panjang, yaitu 3 km.
Hal itu buat pantai ini bisa menampung banyak wisatawan dalam satu waktu. Bagi yang mempunyai hobby berselancar, pantai Pulau Merah adalah tidak benar satu destinasi yang kudu dikunjungi tidak cuman pantai Plengkung dan pulau Tabuhan. Bahkan kompetisi selancar sebagian kali diselenggarakan di pantai Pulau Merah.Destinasi sesudah itu adalah Green Bay atau bisa juga disebut Teluk Hijau.
Untuk raih Green Bay/Teluk Hijau butuh perjuangan ekstra gara-gara akses menuju lokasi yang cukup berat dan menguras tenaga.Dari gerbang masuk TN Meru Betiri menuju area parkir, kami kudu memacu kendaraan melalui jalan terjal dan menanjak yang cukup sukar dilewati.
Tidak berhenti sampai situ, kami berikutnya kudu trekking lebih kurang 40 menit membelah perbukitan dengan trek naik- turun agar keringat tidak berhenti mengucur. Setelah trekking cukup lama dengan ikuti papan anjuran yang tersebar di sebagian titik, sampailah kami di Green Bay/Teluk Hijau.Keindahan yang kami lihat seolah tidak nyata gara-gara nyaris mendekati sempurna.
Bahkan kata-kata pun sukar menggambarkan betapa cantiknya area ini, yang bagaikan sebuah surga tersembunyi dengan panorama yang bisa menyihir barang siapa dengan keindahannya. Perpaduan hijaunya pepohonan, pasir putih, deburan ombah yang bersahutan, dan langit cerah berwarna biru menjadikan Green Bay begitu memesona.
Tak heran jika Green Bay jadi destinasi favorit dan kerap dikunjungi wisatawan meski akses menuju lokasinya tidak mudah.Dalam peluang yang cukup terbatas, kami bisa berkunjung ke sebagian destinasi di Banyuwangi.
Masing-masing destinasi berikan kami pengalaman, pelajaran, dan cerita yang amat berkesan dan tak terlupakan. Jika masih diberikan kesempatan, suatu hari aku ingin lagi menginjakkan kaki di Banyuwangi untuk berkunjung ke sebagian destinasi lainnya yang sudah pasti tidak kalah menarik.
Leave a Reply