Cara menggunakan pupuk kandang yang semakin hari semakin banyak peminatnya. Pupuk organik membuat orang – orang sadar untuk hidup sehat serta menjaga keseimbangan lingkungan. Salah satu bahan dalam pembuatan pupuk kandang adalah limbah kotoran sapi.
Pupuk kandang dapat memperbaiki struktur tanah dan juga mnyediakan unsur hara untuk tanah. Berbeda dengan pupuk anorganik apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama akan mengeraskan tanah dan kualitas tanah akan menurun.
Untuk pembuatan pupuk Kandan dari kotoran sapi ada 2 teknik yaitu secara terbuka dan tertutup. Namun pada artikel di bawah ini menggunakan Teknik terbuka.
Cara Membuat Pupuk Kandang Dari Kotoran Sapi
Dalam pembuatan pupuk tentukan lokasi utntuk pembuatannya. Bersihkan tempat pembuatan dari benda – benda asing yang mengganggu dan tanaman – tanaman liar. Lokasi berbentuk kotak dengan ukuran dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Disamping kotak tempat pembuatan pupuk kendang buatlah galang yang berguna untuk mencegah air dari luar masuk ke dalam kotak yang berisi tumpukan kotoran sapi.
Atap terbuat dari daun – daunan kering atau dari seng disesuaikan dengan ketersediaan di rumah dan keuangan. Berfungsi agar air hujan tidak mengenai pupuk kendang.
Timbun kotoran sapi selama kurang lebih 3 bulan, apabila sudah siap pupuk dapat diaplikasikan ke tanaman.
Cara Mengetahui Pupuk Kandang Telah Matang
1. Aroma Tanah
Apabila proses fermentasi pada kotoran hewan telah berjalan sesuai, maka pupuk organic yang telah matang akan mengeluarkan aroma tanah. Jika pupuk organic belum mengeluarkan rom tanah mka jangn digunakan sebagai puuk karena akan mengganggu pertumbuhan tanaman itu sendiri.
2. Warna Kehitaman
Proses ferrmentasi yang berhasil membuat pupuk organic berwarna kehitaman. Jangan gunkan pupuk yang masih berwarna hijau yang berarti proses pengomposan belum selesai. Apabila pupuk belum matang dan tetap di aplikasikan tanaman maka akan terjadi proses pengomposan lebih lanjut.
Proses pengomposan lebih lanjut dilakukan oleh mikroorganisme yang ada di dalam tanah yang membutuhkan oksigen untuk proses metabolisme nya. Hal itu merugikan tanaman karena mikroba tersebut dapat mengambil oksigen yang harusnya digunakan oleh tanaman.
3. Suhu Rendah
Apabila pupuk organic telah matang maka memiliki suhu rendah yang stabil dalam penyimpanan jangka lama. Dengan memasukkan jari ke dalam sela – sela tumpukn pupuk, apabila terasa dingin maka pupuk tersebut telah matang.
4. Mudah Menggumpal dan Tidak Keras
Jika di lihat dri tekstur nya, maka pupuk organic yang telah matang tidak terlalu keras sehingga apabila diaplikasikan ke tanah akan mudah terurai.
Cara Menggunakan Pupuk Kandang
Dalam pemberian pupuk kandang yang berasal dari kotoran dibedakan untuk lahan kering dan lahan basah. Pemberiannya sangat berbeda karena factor jenis tanaman yang di tanam di lahan basah dan kering.
Frekuensi pemberian pupuk pada lahan kering setiap 2 minggu sekali. Sedangkan dalam laha basah frekuensi nya kurang lebih setiap 20 hari sekali. Secara umum kebutuhan pupuk kandang sekitar 9 sampai 20 ton per hektar, dapat lebih sesuai dengan kebutuhan.
Pada lahan basah atau berair seperti sawah penggunaan pupuk organic lebih sedikit daripada lahan kering yang kemudian diberikan pupuk kimia sebagai tambahan.
Tanaman padi cukup diberikan selama 2 kali saja seperti saat pengolahan dan saat padi berumur kurang lebih 70 hst dengan pemberian secara acak tetapi merata.
Pada lahan kering ada berbagai cara dalam pemberian pupuk kandang seperti ditebarkan di atas lahan, dicampur pada saat pembajakan tanah atau pengolahan, di taburkan pada lubang tanaman, serta dapat diberikan pada larikan.
Biasanya pada tanaman sayur dan buah, diberikan pupuk kandang dengan dosis 20 – 75 ton per hektar tergantung kebutuhan tanaman. Sedangkan untuk tanamn jgung,padi, kedelai, dan lainnya dosisnya lebih sedikit sekitar 5 – 6 ton per hektar. Pemberian pupuk kandang hanya pada saat awal pengolahan tanah dengan cara dicampur saat pembajakan.
Pemberian pupuk kompos tidak effektif saat musim tanam pertama, namun hasil yang signifikan akan muncul pada masa tanam berikutnya
Baca Juga: Membuat Kompos Dari Daun Kering, Bisa Dilakukan Sendiri Dirumah