Jasa Sedot Wc Pontianak Dan Sekitarnya

Sedot Wc Pontianak Apabila anda ingin melaksanakan sedot septitank yang full silahkan panggil sedot wc pontianak silahkan hubungi nomor Hp/Wa berikut ini : 0812-5021-1022. Kami melayani sedot septitank full dan perbaikan susukan tersumbat. Masalah wc di rumah acap kali membatasi kita dalam melaksanakan aktifitas harian, utamanya jikalau kita ingin BAB dan Kloset kita full dan tidak turun-turun airnya.

Pastinya kita galau mau buat apa, Hal inilah yang membuat kami menawarkan jasa sedot wc khusus area kota pontianak dan sekitarnya. Biasanya hal yang menyebabkan kloset kita full dan kalau kita siram usang turunnya yaitu kolam penampungan atau Septitank kita sarat dan perlu untuk di sedot selaku jalan alternatif penyelesaian duduk perkara tersebut.

Sedot Wc Pontianak

Jasa Sedot Wc Pontianak

Merawat wc dan kamar mandi memang sungguh di butuhkan untuk mempertahankan kebersihan, karena salah satu bab yang terpenting di rumah ialah wc atau toilet. Seperti yang kita ketahui Wc merupakan daerah pembuangan limbah manusia mulai dari air seni dan tinja dan tentu saja setiap hari kita mengeluarkan kotoran ini dari badan. Hal ini di kerjakan agar metabolisme dalam tubuh kita memiliki sirkulasi yang lancar dan sehat.

Kota Pontianak adalah ibu kota propinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini dimengerti untuk Kota Khatulistiwa karena dilewati garis khatulistiwa. Di utara Kota Pontianak, persisnya Siantan, ada Tugu Khatulistiwa yang dibuat pada daerah yang dilewati garis khatulistiwa. Disamping itu, Kota Pontianak dilewati oleh Sungai Kapuas serta Sungai Landak. Ke-2 sungai itu diabadikan dalam simbol Kota Pontianak. Kota ini mempunyai luas daerah 107,82 km. persegi

Etimologi

Nama Pontianak yang tiba dari bahasa Melayu yang dipercayai ada relevansinya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang kadang kala terusik oleh hantu Kuntilanak ketika ia telusuri Sungai Kapuas. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman sangat terpaksa melepas shooting meriam untuk menyingkirkan hantu itu sekaligus juga mengisyaratkan dimana meriam itu jatuh, sebab itu disanalah daerah kesultanannya dibangun. Peluru meriam itu jatuh di akrab persimpang Sungai Kapuas serta Sungai Landak, yang kini diketahui dengan nama Kampung Beting

Riwayat

Waktu Pendirian

Artikel penting: Kesultanan Pontianak

Kota Pontianak dibangun oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie di hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang diikuti dengan buka rimba di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, serta Sungai Kapuas Besar untuk membangun balai serta rumah untuk rumah. Di tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan jadi Sultan Pontianak. Letak pusat pemerintahan disertai dengan berdirinya Masjid Jami’ (kini namanya Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) serta Istana Kandunganiah yang dikala ini terdapat di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur.

Riwayat pendirian berdasarkan V.J. Verth

Riwayat pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, V.J. Verth dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang didalamnya sedikit tidak sama dari versus narasi yang tersebar di kalangan warga kini ini.

Menurut beliau, Belanda mulai masuk di Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi) dari Batavia. Verth menulis kalau Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versus lain dibilang sebagai Al Habib Husin), tinggalkan Kerajaan Mempawah serta mulai merantau. Di daerah Banjarmasin, ia menikah dengan adik sultan Banjar Sunan Nata Alam serta dikukuhkan untuk Pangeran. Dia berhasil dalam perniagaan serta kumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal pencalang serta perahu lancangnya, selanjutnya ia mulai lakukan perlawanan pada penjajahan Belanda.

Dengan pertolongan Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman selanjutnya sukses bajak kapal Belanda di erat Bangka, kapal Inggris serta Prancis di Dermaga Pasir. Abdurrahman jadi seorang kaya dan coba membangun pemukiman dalam suatu pulau di Sungai Kapuas. Dia mendapatkan percabangan Sungai Landak dan meningkatkan kawasan itu jadi sentra jual beli yang makmur. Daerah berikut yang kini namanya Pontianak.

Kolonialisme Belanda serta Jepang

Di tahun 1778, kolonialis Belanda dari Batavia masuk Pontianak dengan diperintah oleh Willem Ardinpola. Belanda waktu itu tempati daerah di seberang istana kesultanan yang kini dikenali dengan kawasan Tanah Seribu atau Verkendepaal.

Pada tanggal 5 Juli 1779, Belanda membuat janji dengan Sultan tentang masyarakat Tanah Seribu semoga dibuat kawasan pekerjaan bangsa Belanda yang selanjutnya jadi posisi pemerintahan Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Wilayah Keresidenan Borneo Barat) serta Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asisten Residen Kepala Wilayah Kabupaten Pontianak). Tempat ini setelah itu jadi Controleur het Hoofd Onderafdeeling van Pontianak atau Hoofd Plaatselijk Bestuur van Pontianak.

Assistent Resident het Hoofd der Afdeeling van Pontianak (mirip Bupati Pontianak) membangun Plaatselijk Fonds. Tubuh ini mengorganisir eigendom atau kekayaan Pemerintah serta mengontrol dana pajak. Plaatselijk Fonds selanjutnya bertukar nama jadi Shintjo pada ketika kependudukan Jepang di Pontianak.

Waktu Stadsgemeente

Berdasar besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 14 Agustus 1946 No. 24/1/1940 PK yang disahkan memutuskan posisi Pontianak untuk stadsgemeente. R. Soepardan dipilih jadi syahkota atau pimpinan kota waktu itu. Kedudukan Soepardan usai pada awal tahun 1948 dan diganti oleh Ads. Hidayat.

Selanjutnya, sentra PPD ini dipindah ke Pontianak yang awalannya datang dari Sanggau pada 1 November 1945[6] serta jadi satu wadah kebangkitan Dayak pada 3 November 1945, seputar 74 hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Waktu pemerintahan kota

Pembangunan stadsgerneente berupa sesaat, sebab itu Besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak dirubah serta diganti dengan Undang-undang Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 16 September 1949 No. 40/1949/KP. Dalam undang-undang ini disebutkan Ketentuan Pemerintah Pontianak serta menciptakan Pemerintah kota Pontianak, sedang perwakilan rakyat disebutkan Dewan Perwakilan Masyarakat Kota Pontianak. Wali kota pertama ditentukan oleh Pemerintah Kerajaan Pontianak yakni Rohana Muthalib. Dia yakni seorang perempuan pertama sebagai wali kota Pontianak.

Waktu kota praja

Sesuai perubahan tata pemerintahan, karena itu dengan Undang-undang Genting Nomor 3 Tahun 1953, bentuk Pemerintahan Landschap Gemeente, dinaikkan jadi kota praja Pontianak. Pada saat ini kepentingan pemerintahan terbagi dalam Kepentingan Pemerintahan Umum serta Kepentingan Pemerintahan Wilayah.

Waktu kotamadya serta kota

pemkot Praja Pontianak dirubah dengan berdasar Undang-undang No. 1 Tahun 1957, Penentuan Presiden No.6 Tahun 1959 serta Penentuan Presiden No.5 Tahun 1960, Perintah Menteri Dalam Negeri No.9 Tahun 1964 serta Undang-undang No. 18 Tahun 1965, karena itu berdasar Surat Ketetapan DPRD-GR Kota Praja Pontianak No. 021/KPTS/DPRD-GR/65 tanggal 31 Desember 1965, nama Kota Praja Pontianak ditukar jadi Kotamadya Pontianak, berikutnya dengan Undang-undang No.5 Tahun 1974, nama Kotamadya Pontianak menjadi Kotamadya Wilayah Tingkat II Pontianak.

Berdasar Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 mengenai Pemerintah di Wilayah mengubah panggilan untuk Pemerintah Tingkat II Pontianak jadi panggilan pemkot Pontianak, panggilan Kotamadya Pontianak dirubah selanjutnya jadi Kota Pontianak.[5]

Geografi

Kota Pontianak terdapat pada Trek Garis Khatulistiwa dengan ketinggian sekitar di antara 0,1 hingga 1,5 mtr. di atas permukaan laut. Kota dipisah oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil, serta Sungai Landak. Dengan begitu Kota Pontianak terdiri atas tiga cuilan.

Zone Waktu

Di tahun 1963 berdasar Keppres No. 243 Tahun 1963, Kota Pontianak dimasukkan pada zone Waktu Indonesia Tengah (WITA).

Pada tanggal 1 Januari 1988 berdasar Keppres RI No. 41 Tahun 1987. Bersama dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat yang awalnya masuk zone Waktu Indonesia Tengah (WITA) berubah jadi zone Waktu Indonesia Barat (WIB). Hingga di tahun 1988 Kota Pontianak rayakan tahun baru sekitar 2x yakni pada jam 00.00 WITA (23.00 WIB) serta 00.00 WIB.

Iklim serta Topografi

Susunan tanah kota Pontianak berupa susunan tanah gambut sisa pengendapan lumpur Sungai Kapuas. Susunan tanah liat gres diraih pada kedalaman 2,4 mtr. dari permukaan bahari. Kota Pontianak tergolong juga beriklim tropis dengan temperatur tinggi (28-32 °C serta siang hari 30 °C).

Rata–rata kelembapan nisbi dalam kawasan Kota Pontianak maximum 99,58% serta sekurang-kurangnya53% dengan rata–rata pencahayaan matahari minimal 53% serta maximum 73%.

Besarnya curah hujan di Kota Pontianak sekitar di antara 3.000–4.000 mm per tahun. Curah hujan paling besar (bulan lembap) jatuh pada bulan Mei serta Oktober, sedang curah hujan paling kecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah hari hujan rerata per bulan sekitar 15 hari.

Industri

Jumlah perusahaan industri besar serta sedang di Kota Pontianak yang sudah terdata semasa tahun 2005 ialah 34 perusahaan. Tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan industri itu sejumlah 3.300 orang yang terbagi dalam pekerja produksi 2.700 orang serta pekerja lainnya atau manajemen 600 orang. Perusahaan industri besar atau sedang yang terdapat di Kecamatan Pontianak Utara menghisap tenaga kerja terbesar, yakni 2.952 orang.

Nilai keluaran yang dibuat dari perusahaan industri besar atau sedang yakni sebesar 1,51 triliun rupiah, dimana perusahaan industri besar atau sedang yang ada di Kecamatan Pontianak Utara yang didominasi oleh perusahaan industri karet, sedang nilai keluaran yang paling kecil datang dari perusahaan yang ada di Kecamatan Pontianak Kota, sejumlah 2,85 miliar Rupiah.

Untuk Nilai Lebih Bruto (NTB) yang didapat dari semua perusahaan industri besar /sedang di Kota Pontianak semasa tahun 2005 yaitu sebesar 217,57 miliar Rupiah serta pajak tidak langsung yang didapat ialah sebesar 462,78 juta Rupiah, sedang NTB atas Ongkos Unsur yang didapat ialah sebesar 217,10 miliar Rupiah.

Jumlah unit perjuangan industri, tenaga kerja, besarnya nilai investasi serta nilai pemasaran dari sentral industri kecil tipe Industri Hasil Pertanian serta Kehutanan (IHPK) nampak kalau sentral industri kecil tipe IHPK paling banyak adalah usaha industri makanan ringan yang terpusat di Kelurahan Sungai Bangkong dengan tenaga kerja yang diserap sekitar 329 orang, nilai investasinya capai 249,50 juta rupiah serta nilai penjualannya sebesar 780,50 juta rupiah. Sedang industri anyaman keladi air di tahun 2005 ini hanya mempunyai 16 unit usaha dengan nilai investasi 17,5 juta Rupiah serta nilai pemasaran 110 juta Rupiah yang terdapat di Tanjung Hulu, Pontianak Timur.

Pertanian

Di tahun 2006, tipe flora pangan yang balasannya paling besar adalah ubi kayu, padi, ubi rambat. Masyarakat bertani sayuran serta lidah buaya. Tanaman buah-buahan yang banyak berada di Kota Pontianak yakni nangka, pisang, dan nanas.

Perternakan di kota Pontianak terbagi dalam sapi (potong serta perah), kambing, babi, serta ayam (ras serta buras).

Perdagangan

Perdagangan ialah salah satunya perjuangan yang berganti cepat di Kota Pontianak. Perdagangan kontemporer mulai berubah di tahun 2001 dengan berdirinya Mal Matahari Pontianak di Pontianak Kota. Pusat belanja kekinian mulai dibentuk di beberapa pojok kota, mirip Mal Pontianak serta Ayani Mega Mall Pontianak (Pontianak Selatan). Beberapa perusahaan retail nasional mulai membangun upayanya di Pontianak, seperti Alfamart serta Indomaret.

Di bawah ini Daftar Nama Kelurahan serta Kecamatan di Kota Pontianak :

  1. Kecamatan Pontianak Kota terbagi dalam 5 kelurahan, adalah :

Kelurahan Mariana.

Kelurahan Tengah.

Kelurahan Daratsekip.

Kelurahan Sungaibangkong.

Kelurahan Sungaijawi.

  1. Kecamatan Pontianak Barat terbagi dalam 4 kelurahan, ialah :

Kelurahan Sungaijawi Luar.

Kelurahan Sungaijawi Dalam.

Kelurahan Pallima.

Kelurahan Sungaibeliung.

  1. Kecamatan Pontianak Selatan terbagi dalam 5 kelurahan, yaitu :

Kelurahan Benuamelayu Laut.

Kelurahan Benuamelayu Darat.

Kelurahan Akcaya.

Kelurahan Parittokaya.

Kelurahan Kotabaru.

  1. Kecamatan Pontianak Timur terbagi dalam 7 kelurahan, yaitu :

Kelurahan Tanjung Hilir.

Kelurahan Tanjung Hulu.

Kelurahan Dalambugis.

Kelurahan Tambelansampit.

Kelurahan Saigon.

Kelurahan Banjar-Serasan.

Kelurahan Paritmayor.

  1. Kecamatan Pontianak Utara terbagi dalam 4 kelurahan, adalah :

Kelurahan Siantan Hulu.

Kelurahan Siantan Tengah.

Kelurahan Siantan Hilir.

Kelurahan Batulayang.

  1. Kecamatan Pontianak Tenggara terbagi dalam 4 kelurahan, adalah :

Kelurahan Bansir Darat.

Kelurahan Bansir Laut.

Kelurahan Bangka-Belitung Darat.

Kelurahan Bangka-Belitung Laut.

Kota Pontianak memiliki enam kecamatan serta 29 kelurahan.

Dengan cara demografi, Kota Pontianak yang diundang Kota Khatulistiwa ini dipisah oleh dua sungai.

 

 


Sumber http://Challenging-Islam.org

Comments are closed.