Yuk yang mau kenalan sama makanan alias camilan kering khas Medan merapat. Di sini kita akan bahas mengenai makanan kering khas Medan. Pastikan baca sampai habis agar tidak ada info yang tertinggal ya.
Ada beberapa makanan kering khas Medan yang akan dibahas pada artikel kali ini. Akan tetapi, sebelum menarah ke sana, kita akan bahas terlebih dahulu mengenai Kota Medan.
Kota Medan
Kota Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara dan juga merupakan golongan kota terbesar yang ada di kawasan timur pulau Sumatera. Wilayah Kota Medan diketahui berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, timur, dan selatan serta Selat Malaka di sebelah utara.
Sesuai data yang didapatkan, besar atau luas wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang memiliki ketinggian di rentang 2,5-37,5 mdpl (meter di atas permukaan laut). Jika dilihat dari sisi administratifnya, Kota Medan mempunyai 21 kecamatan, yaitu sebagai berikut :
- Kecamatan Medan Tuntungan
- Kecamatan Medan Amplas
- Kecamatan Medan Johor
- Kecamatan Medan Denai
- Kecamatan Medan Area
- Kecamatan Medan Maimun
- Kecamatan Medan Kota
- Kecamatan Medan Polonia
- Kecamatan Medan Baru
- Kecamatan Medan Selayang
- Kecamatan Medan Sunggal
- Kecamatan Medan Helvetia
- Kecamatan Medan Petisah
- Kecamatan Medan Barat
- Kecamatan Medan Timur
- Kecamatan Medan Perjuangan
- Kecamatan Medan Tembung
- Kecamatan Medan Deli
- Kecamatan Medan Labuhan
- Kecamatan Medan Marelan
- Kecamatan Medan Belawan.
Berdasarkan data yang ada pada tahun 2016, jumlah penduduk Kota Medan adalah 2.229.408 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,85%, serta kepadatan penduduknya mencapai 8.409 jiwa/km2. Penduduk laki-laki di Kota Medan berjumlah 1.101.020 jiwa, yang mana jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuannya, yaitu sebanyak 1.128.388 jiwa.
Kepadatan penduduk Kota Medan yang paling tinggi diketahui berada di Kecamatan Medan Area yang mana kepadatannya mencapai 17.939 jiwa/km2 dan Kecamatan Medan Tembung yang mencapai 17.176 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling rendah yaitu Kecamatan Medan Labuhan sebesar 3.233 jiwa/km2.
Sesuai dalam sistem perkotaan nasional, menyatakan bahwa Kota Medan sudah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2015-2019, dikatakan bahwa Kota Medan termasuk ke dalam Kawasan Perkotaan Metropolitan Mebidangro dan diarahakan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berskala globalserta diarahkan sebagai pusat administrasi pelintas batas yang mana berfungsi sebagai outlet pemasaran untuk wilayah Sumatera Utara bagian Timur dengan tetap memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan wilayah internasional. Kota Medan juga termasuk ke dalam Kawasan Strategis Nasional Perkotaan Mebidangro.
Ekonomi Medan
Melalui penghitungan PDRB dengan tahun dasar 2010, diketahui laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan pada tahun 2015 mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kota Medan sebesar 5,74%, sedangkan tahun 2014 mencapai 6,05%.
Hal ini dilatarbelakangi karena mayoritas lapangan usaha mengalami perlambatan pertumbuhan. Seperti kebanyakan kota lainnya, Medan sebagai kota terbesar di Pulau Sumatera juga bergantung pada sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor yang dapat dilihat kontribusi sektor tersebut pada PDRB Medan pada tahun 2015 mecapai 24,77%, disusul sektor konstruksi sebesar 18,59%, dan sektor industry pengolahan sebesar 15,54%. Ketiga sektor tersebut merupakan sektor dominan yang berkontribusi terhadap PDRB Kota Medan.
Sejarah Singkat Kota Medan
Pada zaman dahulu, Kota Medan ini dikenal dengan nama atau sebutan Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.
Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.
Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut.
Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik.
Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei.
Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni : Maksima Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober s/d bulan Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari s/d September. Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mm/jam.
Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya.
Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.
Makanan Kering Khas Medan
1.Teri Bajak
Sesuai dengan namanya, sambal ini terbuat dari ikan teri yang kemudian ditambahkan dengan bumbu sambal khas Medan. Salah satu hal yang menarik adalah karena perpaduan antara sambal dan teri, karena biasanya teri disajikan dalam bentuk mentah.
Tekstur dari teri bajak sendiri cukup renyah. Teri bajak sangat pas apabila Anda bawa pulang untuk dijadikan sebagai oleh-oleh, karena dapat bertahan cukup lama meskipun tidak menggunakan pengawet.
2.Kacang Shihobuk
Sesuai dengan namanya oleh-oleh khas Medan ini berasal dari Sihobuk, Tarutung. Kualitas kacang yang baik dan gurih dapat memikat pecinta kacang.
Kacang Sihobuk merupakan kacang tanah yang sebelumnya direndam selama 3 jam hingga 5 jam kemudian dijemur dan disangrai dengan pasir. Kacang ini cocok dijadikan cemilan untuk menemani keseharian kalian.
Itu tadi merupakan makanan kering khas Medan yang bisa kalian coba saat berkunjung ke Kota Medan. Selamat berbelanja dan menikmati.
Kalian juga bisa mencoba makanan khas dari Medan lainnya. Selamat Kulineran.
[…] baca juga : makanan-kering-khas-medan […]