Dalam dunia perancangan, perekayasaan atau yang dalam bahasa kerennya disebut engineering, efisiensi merupakan salah satu hal yang terpenting dan menjadi tujuan utama dari sebuah rancangan.
Suatu rancangan, baik itu satuan alat, serangkaian proses, atau dalam skala yang besar seperti kilang sekalipun perlu adanya evaluasi perhitungan efisiensi kerjanya. Tujuannya untuk bisa mendapatkan produk sebanyak – banyaknya dengan energi yang sekecil – kecilnya.
Apa tujuan akhir dari evaluasi efisiensi ini? Tidak lain dan tidak bukan adalah mendapatkan keuntungan yang sepadan dengan apa yang kita usahakan.
Kalau mau digambarkan, efisiensi itu adalah rasio antara keluaran atau output dibanding dengan masukan atau input melalui perhitungan Flow Meter Tokico 2 Inch . Karena kita disini berbicara tentang efisiensi di bidang industri kimia maka keluaran yang dimaksud adalah produk, dan masukan yang dimaksud adalah bahan baku.
Jika lebih spesifik lagi yaitu industri LNG, keluaran yang dimaksud adalah seluruh produk dari kilang LNG yaitu LNG, LPG, dan condensate.
Sedangkan masukan yang dimaksud adalah feed gas, karena feed gas di kilang LNG berfungsi sebagai bahan baku dan juga sumber energi bagi kilang itu sendiri.
Oleh karena itu tidak semua feed gas dapat diubah menjadi LNG, ada sebagian gas yang diubah menjadi energi untuk kilang itu sendiri. (yang belum mengetahui proses umum pembuatan LNG di Badak LNG silahkan dibaca di sini)
Energi untuk kilang LNG biasanya digunakan untuk turbin gas dan boiler (jika kilang LNG-nya menggunakan steam seperti Badak LNG). Biasanya feed gas yang diubah untuk energi kilang disebut fuel gas. Selain untuk fuel gas, feed gas ada juga yang sengaja dibuang dan dibakar untuk keselamatan kilang.
Plant Thermal Efficiency
Jadi kita dapat menghitung efisiensi suatu kilang LNG secara keseluruhan dengan membandingkan rasio antara LNG yang dihasilkan dengan feed gas yang diproses, atau dengan membandingkan feed gas – fuel gas & losses dengan feed
gas. Metode seperti ini biasa disebut dengan PTE atau Plant Thermal Efficiency. Metode PTE ini telah diaplikasikan di Badak LNG untuk mengevaluasi efisiensi kilang Badak LNG.
Sejauh ini, PTE di Badak LNG sebesar 88%. Artinya sebesar 88% feed gas yang diubah menjadi LNG dan sisanya sebesar 12% untuk fuel gas dan lossesnya. PTE ini mungkin sedikit berbeda dari kilang kilang baru yang tidak menggunakan steam melainkan lebih dominan menggunakan gas turbin.
PTE dapat digunakan untuk melihat efisiensi dari kilang secara keseluruhan, tetapi untuk kasus seperti Badak LNG yang menggunakan sistem steam sebagai penggerak kompresornya. Maka kita harus melihat secara lebih spesifik perbagian dari kilang.
Specific Brake Horse Power
Untuk di bagian proses train, ada metode yang bisa digunakan untuk menghitung efisiensi dari proses train, yaitu SBHP atau Specific Brake Horse Power. Metode ini menghitung energi steam dalam satuan Horse Power per satuan meter kubik dari LNG yang dihasilkan.
Leave a Reply