Sekam bakar merupakan limbah yang berasal dari hasil bekas gilingan padi dan kemudian dijadikan media tanam. Pada artikel kali juga akan membahas tentang media tanam cocopeat dan sekam bakar. Selain cocopeat, sabut bisa dijadikan cocomesh jaring sabut kelapa.
Media Tanam Cocopeat Dan Sekam Bakar
Cara Membuat Sekam Bakar
Alat dan bahan:
- Kompos atau tungku kayu
- kuali tanah
- Pengaduk kayu
- Sekam padi sesuai kebutuhan
Cara membuat:
- Masukkan sekam padi ke dalam pot tanah liat.
- Letakkan penggorengan di atas kompor.
- Nyalakan kompor dan panaskan sekam selama 2 menit.
- Kemudian aduk setiap menit sampai sekam menjadi hitam.
- Setelah diaduk selama 30 menit dan kerang berubah warna menjadi hitam, berarti kerang sudah matang.
- Matikan kompor dan turunkan suhu sekam
Manfaat Media Tanam Sekam Bakar
Jaga agar struktur tanah tetap longgar
Sekam bakar dapat digunakan sebagai campuran media tanam untuk menjaga struktur tanah dan menjaga kelonggaran. Pasalnya sekam ini memiliki porositas yang tinggi dan ringan.
Menjaga Unsur Hara
Pada dasarnya setiap hasil pembakaran menghasilkan banyak pori-pori yang bentuknya besar namun tetap ringan, dan sekam yang hangus.
Penggunaan pori-pori ini membantu untuk mengikat dan menyerap nutrisi.
Pori-pori juga digunakan sebagai tempat berkembang biaknya mikroorganisme yang baik bagi tanaman.
pH tanah naik
Nilai pH sekam ini cukup tinggi, berkisar antara 8,5 hingga 9.
Oleh karena itu, sekam ini sangat cocok digunakan pada tanah masam untuk menaikkan pH tanah.
Dapat menyerap racun
Secara umum, tanah memiliki beberapa racun dan penyakit yang dapat merusak tanaman.
Tapi jangan khawatir, dengan memberikan sekam yang dibakar, racunnya akan terserap dan penyakitnya akan langsung diisolasi.
Dapat mengatasi tanah yang rusak akibat bahan kimia
Pembakaran batok dikatakan mampu mengatasi tanah yang rusak akibat bahan kimia.
Yang harus Anda lakukan adalah menambahkan atau mencampur kerang ke dalam tanah yang rusak oleh bahan kimia.
Menjaga sirkulasi udara pada media tanam
Untuk pertukaran udara tanaman yang tepat, perlu menambahkan sekam ke media tanam.
Dengan begitu, sirkulasi udara tanaman akan lancar.
Media Tanam Cocopeat dan Sekam Bakar (Berbagai Media Tanam)
Media Tanam Sekam Bakar
Sekam bakar merupakan salah satu media budidaya hidroponik yang sering digunakan tidak hanya untuk hidroponik tetapi juga untuk budidaya tanaman pot. Media tanam ini mudah ditemukan dan harganya sangat ekonomis.
Sekam panggang memiliki kekuatan ikan air yang cukup baik dan breathability yang baik. Karena merupakan media kultur organik, ramah lingkungan dan memiliki pH netral, sehingga cocok untuk akar tanaman. Untuk penggunaan hidroponik sering dicampur dengan cocopeat.
Media Tanam Cocopeat dan Sekam Bakar (Media Tanam Hidroponik Cocopeat)
Coco peat adalah media hidroponik yang terbuat dari tepung gurame kelapa. Karena coco peat ditanam secara organik, ini adalah media pertumbuhan yang ramah lingkungan. Cocopeto merupakan media tumbuh yang cocok untuk pertumbuhan akar karena memiliki daya serap air yang sangat tinggi, kisaran pH 5,0 – 6,8, dan sangat stabil.
Dalam penggunaannya, sabut kelapa biasanya dicampur dengan media tanam lain, seperti sekam bakar, dengan perbandingan 50:50.
Tujuan pencampuran ini adalah untuk meningkatkan aerasi media tanam karena daya serap air coco peat yang sangat tinggi dan tingkat aerasi yang rendah. Tingkat aerasi ini berfungsi untuk membantu akar bernafas lebih baik (menyerap oksigen).
Media Tanam Hidroponik Rockwool
Rockwool merupakan salah satu media hidroponik yang paling banyak digunakan oleh para petani/penggemar hidroponik khususnya di Indonesia.
Rock wool adalah media pertumbuhan anorganik yang sangat ringan dengan bentuk berbusa dan serat halus.
Gelembung ini terbentuk dari basal dan dipanaskan dengan suhu yang sangat tinggi hingga meleleh, kemudian meleleh membentuk serat-serat halus.
Selama proses pembuatan, pemanasan ini menghasilkan produksi lempengan atau blok wol batu ukuran besar. Lembaran atau balok besar ini kemudian dipotong dan dicetak sesuai dengan tujuannya dan berfungsi sebagai media hidroponik.
Di pasaran (khususnya pasar Eropa dan Amerika), rock wool dapat ditemukan dalam berbagai ukuran dan bentuk.
Dalam hidroponik, rock wool biasa digunakan untuk media tanam mulai dari penaburan hingga panen.
Media Taman Hidroton
Hidroton adalah media kultur hidroponik yang terbuat dari tanah liat yang dipanaskan, berbentuk bola berukuran 1 cm hingga 2,5 cm.
Bola-bola tersebut memiliki pori-pori yang dapat menyerap air (nutrisi) dan menjaga ketersediaan nutrisi hidroton dengan pH netral dan stabil. Bentuknya yang bulat (tidak miring) dapat mengurangi resiko kerusakan akar, dan jarak antar bulatan ini cocok untuk ketersediaan oksigen ke akar.
Hidroton dapat digunakan berulang kali. Bilas dari tanah / lumut / ganggang saat digunakan untuk penanaman berikutnya.
Media Tanam Hidroponik Perlit
Perlit adalah media hidroponik yang terbuat dari batuan silika yang dipanaskan pada suhu tinggi.
Media Hidrionik Perlit bernapas, memiliki pH netral, dan sangat ringan (mirip dengan Styrofoam / Busa). Perlit memiliki daya serap air yang cukup baik, sehingga sangat cocok untuk perakaran.
Dalam penggunaannya biasanya dicampur dalam proporsi tertentu dengan media hidroponik lain seperti cocopeat dan vermiculite.
Media Tanam Hidroponik Vermikulit
Media kultur hidroponik vermikulit memiliki sifat yang hampir sama dengan perlit dan terbuat dari batuan yang dipanaskan.
Namun, vermikulit memiliki tingkat penyerapan air yang lebih tinggi dan lebih berat daripada perlit. Dalam penggunaannya biasanya dicampur dengan perlit dalam proporsi tertentu. Penggunaan jenis media hidroponik harus disesuaikan dengan tanaman hidroponik yang akan ditanam.
Itulah pembahasan tentang media tanam cocopeat dan sekam bakar serta cara pembuatannya. Sabut kelapa selain dijadikan media tanam seperti cocopeat, bisa juga dijadikan cocomesh jaring sabut kelapa.