Pengertian Ikhlas dan Contohnya Yang Jarang Orang Ketahui

Pengertian ikhlas dan contohnya menurut ulama sufi merupakan terapi karena maraknya ambisi popularitas, citra diri dan politik citra yang merajalela di masyarakat saat ini yang dianggapnya sebagai sumber kebahagiaan. Nyatanya, keinginan akan ketenaran membuat orang terburu-buru pada hal-hal yang tidak berguna dan mengabaikan pekerjaan yang berguna bagi umat manusia. Cinta ketenaran membuat orang hanya peduli pada diri mereka sendiri dan bukan pada orang lain.

Bagi Sufi, nafsu akan popularitas adalah sejenis pekerjaan yang tidak ikhlas. Ini disebut riya dan merupakan perbuatan terlarang yang menyebabkan penderitaan bagi pelakunya. Padahal keikhlasan merupakan sumber kebahagiaan bagi para pelakunya. Seperti yang terlihat dalam sabda Nabi Muhammad dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bayhaqi :

طو بى للمخلصين الذين اذا حضروا لم يعرفوا, واذا غا بوا لم يفتقدوا اولئك مصابيح الهدى تنجلى بهم كل فتنة ظلماء 

Yang artinya kira-kira seperti ini: “Aduhai betapa bahagia mereka yang berhati ikhlas: mereka yang ketika hadir tak di kenal. Manakala pergi mereka dicari kesana kemari. Mereka itulah obor obor yang menerangi jalan. Melalui mereka, tampak terang benderang segala fitnah orang–orang dzolim”.

3 Tanda Keikhlasan Seseorang

Para sufi berhati tulus, mereka adalah matahari dunia, yang cahaya spiritualnya menebarkan kehangatan, cinta, kesegaran, semangat dan mencerahkan serta memelihara tanah manusia. Para sufi mendefinisikan pengertian ikhlas dan contohnya sebagai pengalaman spiritual mereka dalam mencari spiritualitas, misalnya sufi besar dari Mesir, Syekh Dzunnun al Misri dalam Risalah al Qusyairiyah, mendefinisikan ikhlas dengan cara yang tepat,

ثلا ث من علا ما ت الاخلاص : إستوالمدح والذ م من العامة , ونسيا ن رؤ ية العمل فى الا عما ل ونسيا ن إعتضا ء ثواب العمل فى الا خرة 

Artinya; “ Ada tiga tanda keikhlasan seseorang : jika ia menganggap pujian dan celaan orang sama saja, jika ia melupakan pekerjaan baiknya kepada orang lain, dan jika ia lupa hak kerja baiknya untuk memperoleh pahala di akhirat” .

Sebagaimana Imam Hamid al-Ghazali, Syekh Abul Qosim Abdul Karim Hawazin Al-Qusyair An-Nasyaiburi, dalam bukunya yang terkenal tentang ilmu tasawuf, Risalah Qusyairiyah, mendefinisikan ikhlas sebagai keunikan al-Haqq, yang memandu segala kecenderungan ketaatan mendekatkan diri kepada Allah semata.

وَقِيلَ لِبَعْضِ الْحُكَمَاءِ: مَنِ الْمُخْلِصُ؟ قَالَ: الْمُخْلِصُ الَّذِي كَتَمَ حَسَنَاتِهِ كَمَا يَكْتُمُ سَيِّئَاتِهِ.

وَقِيلَ لِبَعْضِهِمْ: مَا غَايَةُ الْإِخْلَاصِ؟ قَالَ: أَنْ لَا يُحِبَّ مَحْمَدَةَ النَّاسِ.

ditanyakan kepada sebagian orang bijak :

“Siapakah yg disebut sebagai orang yg ikhlas ?” beliau menjawab : ” Orang yang ikhlas yaitu orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekan-kejelekannya “

ditanyakan kpd sebagian yang lainnya : ” apakah puncaknya ikhlas ?” beliau menjawab : ” yaitu apabila dia beramal tidak menyukai pujian dari orang lain. dari ali bin abi tholib rodhiyallohu anhu, sesungguhnya beliau berkata : ”

orang yg pamer mempunyai empat tanda :

1. malas beramal ketika sendirian, 2. giat beramal ketika bersama orang lain, 3. menambah amalan ketika di puji, 4. mengurangi amalan ketika di cela.

Baca juga : Contoh infaq yang bisa kamu lakukan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *