Apa Itu Desain Interior dan Untuk Apa

Sepertinya, kata ” interior design ” terhitung salah satu makna desain yang familiar sekali bagi kita. Enggak sedikit berasal dari kami yang telah lazim dengan frasa desain ini lantaran menyaksikan papan reklame atau plang toko yang tawarkan jasa desain interior atau… kitchen set. Ya, kan?

Bahkan saking lumrahnya makna ini di keseharian kita, penggunaannya pun sering kali salah untuk sebagian hal. Seakan makna Desain Interior sepadan dengan perkara menata bunga, balon untuk acara kembali tahun, atau apalagi pilih lampu taman.

Supaya ngga salah kaprah lagi, sebenarnya apa, sih, yang dimaksud dengan Desain Interior itu? Apa yang membuatnya istimewa? Apa saja hal-hal yang menjadi cakupannya?

Pengertian Desain Interior

Sebelum kami lanjut lebih jauh, pertama-tama, kami sepakati dulu, ya, Desain Interior =/= Kitchen Set. Jadi, setelah baca artikel ini, semoga ngga ada kembali yang bilang, “Desain interior itu yang membuat kitchen set, ya?”.

Baik, lantas apa, sih, Desain Interior? Kenapa sering sekali dikaitkan dengan jasa pembuatan kitchen set, sofa, dan aneka tirai.
Hal di atas tadi hanya sedikit berasal dari banyak semisal yang melukiskan betapa bingungnya masyarakat berkenaan profesi desainer interior. Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui secara tentu apa yang dilaksanakan oleh seorang arsitek, apalagi desainer interior.

Banyak yang mengetahui bahwa jika dambakan suatu bangunan yang safe bakal berharap jasa insinyur, dan terkecuali dambakan bangunannya terlihat bagus bakal bakal berharap jasa arsitek. Persepsi yang salah ini bakal menjadi kenyataan manakala masyarakat tidak meraih informasi yang benar. Ini baru pada desain interior dan arsitektur. Belum lagi, persepsi berkenaan desain interior dan dekorasi interior.

Sebetulnya, singkat kata, desain interior adalah sebuah tekun pengetahuan cabang seni rupa yang merancang solusi melalui tata area di didalam bangunan secara estetis supaya kualitas hidup para pengguna area tersebut menjadi lebih baik.

Pengertian diatas diperkuat oleh pengakuan Suptandar (1995: 11) bahwa desain interior adalah pengetahuan atau langkah pengaturan ruangan, supaya mencukupi kriteria untuk meraih kenyamanan, kepuasan kebutuhan fisik dan spiritual dan juga keamanan bagi pemakainya tanpa meniadakan segi estetika.

Desain interior terdiri berasal dari dua suku kata, yakni “desain” dan “interior”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ‘desain’ artinya kerangka bentuk; rancangan. Dengan demikian, desain adalah kesibukan merancang suatu rancangan.

Desain adalah kata yang berasal berasal dari bahasa inggris, yakni “design”. Pengertian design sendiri didalam Kamus Oxford adalah Rencana atau gambar yang dibikin untuk tunjukkan penampilan dan kegunaan berasal dari bangunan, pakaian, atau objek lainnya sebelum akan sangat dibuat.

Dapat diartikan desain adalah kesibukan untuk merancang suatu hal sebelum akan sangat dibuat, supaya nantinya suatu hal yang telah dirancang itu berfaedah dengan baik dan berpenampilan menarik.

Sejarah Desain Interior

Sama layaknya seni rupa, sejarah desain terhitung sangat bergantung terhadap peninggalan-peninggalan artefak yang terjalin dengan desain interior. Dari artefak-artefak yang ditemukan terlihat bahwa tiap-tiap kebudayaan punyai pola perkembangan desain interior yang berbeda.

Setiap peradaban mengembangkan seni arsitektur, jenis furnitur dan accessories area berdasarkan ketersediaan bahan di lokasi geografis tiap-tiap atau didapatkan berasal dari perdagangan dan tersedianya tenaga kerja yang murah.

Mesir, Yunani, dan Romawi telah raih peradaban yang tinggi terhadap era kuno (ancient era), merupakan peradaban yang ditandai dengan adanya group elit, banyaknya sumber kekuatan manusia yang murah dan juga punyai kebiasaan religius yang mendorong timbulnya keterampilan artistik dan permintaan untuk meraih keabadian/immortality melalui bangunan-bangunan dan harta bendanya.

Selain Mesir, Yunani, dan Romawi, perkembangan utama didalam sejarah desain interior bisa diamati terhadap zaman Renaissance Italia, yang seluruh kesibukan seni raih puncak kejayaan dapat dukungan oleh kaum bangsawan dan orang kaya menunjang perkembangan seni dengan kekayaannya. Di Italia terhadap sementara itu terdapat dua kelas sosial, yakni kelas bangsawan yang kaya dan dan petani yang miskin.

Kaum petani tidak dipengaruhi oleh perkembangan desain, gara-gara desain baru yang indah dan mewah hanya diperuntukkan bagi orang kaya saja. Hingga zaman itu, segala suatu hal yang indah senantiasa hanya bisa dimiliki kaum bangsawan, jauh di luar jangkauan rakyat kebanyakan. Abad ke-17 dan ke-18 merupakan periode desain interior di Italia dan Prancis.

Desain interior menjadi berkembang dan lebih terjangkau /accessible untuk masyarakat lazim setelah terjadi Revolusi Industri. Pada sementara itu banyak diproduksi produk-produk untuk kebutuhan tempat tinggal dengan harga yang lebih murah supaya bisa terjangkau oleh seluruh kalangan.

Hal ini terhitung mendorong timbulnya Revolusi Ekonomi di Amerika, yang menyebabkan golongan masyarakat menengah ke atas menjadi kaya dan punyai uang yang berlebihan, supaya terlihat kebutuhan dan permintaan untuk memperindah rumahnya.


Saat itu terhitung menjadi banyak bermunculan majalah yang mengupas persoalan jenis desain interior yang baru dan juga menjadi timbul kebutuhan manusia untuk mengkonsultasikan ide-ide didalam penataan tempat tinggal dan perabotnya. Hal ini mendorong berkembangnya industri desain interior.

Ada ribuan orang yang lantas menjadi profesional didalam mendesain tempat tinggal maupun bangunan kantor maupun orang-orang yang laksanakan kesibukan perancangan area sebagai hobi dan menambahkan konsultasi gratis atau isi waktunya dengan mendekorasi rumahnya sendiri.

Ruang Lingkup Desain Interior

Tugas dan jangkauan pekerjaan desainer interior meliputi perancangan furnitur dan accessories ruangan lainnya, tidak hanya pilih dan mencocokannya saja layaknya dekorator interior. Berikut adalah sebagian area lingkup pekerjaan desain interior.

Merancang wujud perabot furnitur dengan pertimbangan ergonomi, fungsi, gaya, keawetan finishing, kestabilan struktural didalam penggunaan, pilih rel laci, engsel dan handle yang tepat, dan juga pemilihan pemakaian bahan dan penempatan didalam ruang.


Menentukan type dan jenis jendela atau daun penutup lain yang pas berdasarkan pengendalian cahaya dan cahaya matahari , privasi, anti api, perlengkapan akustik dan sistem pengontrolnya.


Memilih wujud dan metode yang pas didalam penempatan benda seni atau dekorasi dan memastikan bahwa benda tersebut tidak bakal jatuh atau melukai seseorang.


Memilih type pelapis dinding yang pas berdasarkan segi keindahan, keawetan, kegunaan akustik, kemudahan didalam pembersihan, keamanan berasal dari api, dan memastikan bahwa wall finishes yang digunakan tidak menimbulkan alergi atau beracun.


Memilih type tanaman yang sesuai dan memastikan bahwa tanaman yang dipilih tidak punyai bau yang kuat atau beracun yang membahayakan manusia terutama untuk anak-anak.


Menggambarkan rencana area dan tunjukkan letak perabot yang sesuai dengan permintaan klien maupun kriteria aksesibilitas ruang.
Memilih type dan wujud lampu berdasarkan kegunaan dan kesan yang diinginkan, melukiskan dan tunjukkan lokasi penempatan lampu dan juga pengontrolannya.


Menentukan bahan, bentuk, warna dan pola lantai yang pas berdasarkan kegunaan dan kesan yang diinginkan. Unsur kegunaan yang perlu diperhatikan meliputi ketahanan terhadap api, kekuatan meredam nada dan keamanan (tidak licin).


Poin-poin di atas terhitung secara deduktif bisa menjelaskan berkenaan fungsi, target dan tugas desain interior terhadap umumnya. Namun untuk melengkapi literasi target tersebut, tersebut adalah tujuan-tujuannya menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), yaitu:

Memperbaiki fungsi
Memperkaya nilai estetika
Meningkatkan segi psikologis berasal dari sebuah ruangan
Seperti yang disebutkan di awal, perancangan interior meliputi bidang arsitektur yang melingkupi bagian didalam suatu bangunan. Contoh : Perancangan interior tetap, bergerak, maupun dekoratif yang berwujud sementara.

Pada pekerjaan desain dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

Perancangan interior tetap

perancangan desain interior menjadi berasal dari merencana denah existing bangunan, lay-out, floor plan, ceiling plan, potongan, aksonometri, detail, perspektif, maket, animasi, dan tehnis presentasi lainnya

Perancangan interior bergerak (moveable)

perancangan desain interior yang berwujud mikro, misalkan pembuatan desain furnitur, desain produk, desain landscape interior, handycraft, dll.

Perancangan dekoratif

perancangan yang berwujud menghias, misalkan mendesain hiasan pesta pernikahan, mendesain pesta kembali tahun, dll.

Untuk membawa kami terhadap pemahaman yang lebih lanjut, mengetahui elemen-elemen atau unsur-unsur dasar pembentuk interior adalah perihal utama yang perlu diketahui. Mengetahui unsur pembentuk, artinya mengetahui terhitung perihal apa saja yang bisa dirancang untuk menyebabkan desain yang baik.

Karena desain interior adalah salah satu cabang pengetahuan berasal dari seni rupa, maka elemen-elemen mirip berasal dari elemen seni rupa terhitung bisa ditemukan, seperti: garis, titik, bidang, tekstur, warna, ruang, dsb. Namun desain interior punyai elemen unik dan tertentu yang perlu diperhatikan saat merancangnya.

Elemen-Elemen Desain Interior:

  1. Lantai

Lantai merupakan batas bawah bagi interior sebuah ruang. Lantai terbentang secara horizontal. Banyak treatment yang bisa diterapkan terhadap lantai menjadi dari: type material, perbedaan ketinggian lantai, dan pengaplikasian bentuk

  1. Dinding

Dinding merupakan elemen interior yang menyekat interior ruang. Dinding membentang secara vertikal dan merupakan bidang paling dominan didalam area bangunan. Dinding bisa diaplikasikan dengan berbagai type material finishing, material pembentuk, pencahayaan, dll.

  1. Langit-Langit

Langit-langit merupakan pembatas interior yang terbentang secara horizontal di bagian atas interior. Langit-langit bisa dimodifikasi menjadi berasal dari pemakaian type materialnya, perbedaan ketinggian, dan varian bentuk.

  1. Elemen Estetis

Interior perlu mempunyai kandungan elemen estetis yang mengacu terhadap komitmen desain layaknya proporsi, skala ruang, keseimbangan, dan kesatuan ruang. Jika terlalu mungkin suatu interior perlu diberi benda seni yang punya nilai estetis untuk memperindahnya

  1. Elemen Bukaan

Yang dimaksud dengan bukaan terhadap elemen area adalah jendela, pintu, dan lubang ventilasi. Dengan perancangan bukaan yang baik, maka bakal terjadi sirkulasi udara yang baik, supaya ruangan menjadi nyaman dan sehat

  1. Elemen Cahaya

Interior area butuh pencahayaan yang lumayan intensitasnya. Terang di sebagian tempat, atau ada opsi pengontrol untuk meredupkannya juga. Ambience area bakal terbentuk dengan adanya pengaplikasian pencahayaan yang baik.

Setelah mengetahui elemennya, mengetahui prinsip-prinsip dasar didalam menyebabkan unsur interior terhitung bakal sangat berpengaruh bagi area gerak kreasi kami didalam bidang ini. Prinsip-prinsip desain interior mengikuti komitmen desain seperti: Kesatuan, Keseimbangan, Kontras, dll.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *